Subscribe

Powered By

Free XML Skins for Blogger

Powered by Blogger

Senin, 10 Desember 2007

Mengganti Atribut Yang Disebabkan Oleh Virus

Oleh: Muhammad Ray Ramadhan

Buat Anda pecinta flash disk, hihi (ga cinta wanita) suatu ketika Anda kewarnet Base Camp Virus. AAAAAA tidak!, baru aj diomongin ternyata Flash disk Anda punt sudah terkena virus brontox!!

Semua Folder menjadi Application dengan besar file 30kb, Jangan di klik! AAAA tidak! ternyata sudah diklik, ya sudah, maka Anti Virus lah penyelesaian nya..

Setelah di scan flash disk anda ternyata sudah diperanak oleh virus Brontox sebanyak 4500 file,huehueu, ya memang folder yang sudah diinfeksi oleh virus brontox berubah attributes menjadi system folders dmana tidak terlihat dengan mata telanjang,huehueu buat ngebalikinnya lagi bisa pakai aplikasi ini :

Attribute Changer

Attribute Changer allows you to easily change attributes for single or multiple files and folders. Possible changes include Read-only, Hidden, System, Archive, Compress, Index as well as file/folder dates. If you need to change attributes on multiple files, you can use the provided filter options to limit the process by date, time, size and other attributes. Attribute Changer integrates into the Windows Explorer right-click menu, and the interface is available by clicking on Change Attributes.

1

2

Program freeware ini memudahkan Anda untuk mengganti Attributes folder dan aplikasi yang di setting oleh virus tidak bertanggung jawab, dengan mudah Anda dapat pula mengganti tanggal modifikasi dan tanggal lain lain. hmm Berguna sekali buat file .DOC, mengerti kan?? hehehehhe

Dengan program ini Anda tidak perlu mengganti Attributes melalui CMD yang ribet bet.

Thanks,

Download here

Indonesia Dominasi Kompetisi Overclocking

Monday, 19 November 2007

Urusan mengotak-atik komputer, orang Indonesia ternyata tak bisa dianggap enteng. Dalam kompetisi overclocking yang diikuti wakil berbagai negara di arena Indocomtech 2007, tim-tim Indonesia mendominasi.
Dua tim teratas pemenang lomba yang disponsori Gigabyte, ini dimotori orang Indonesia. Pemenang pertama tim gabungan Indonesia dan Thailand yakni Andre Soriton dari Manado dan Paizol Madusa. Sedangkan runner-up pertama dimenangkan Ekky dari Yogyakarta, disusul runner-up kedua Lee Anh Tuan dari Vietnam.
Image

Hadiah utama pemenang pertama berupa uang tunai Rp4 juta. Sementara runner-up pertama dan kedua masing-masing Rp2 juta dan Rp1 juta. Selain itu, setiap pemenang juga memperoleh produk-produk dari Gigabyte berupa seperangkat komputer.

Lomba overclocking kali ini terbilang bergengsi karena diikuti peserta dari berbagai negara. Setidaknya peserta yang bersaing datang dari 9 negara, masing-masing dari China, India, Korea Selatan, Thailand, Vietnam, Australia, Singapura, Malaysia, dan Indonesia.
Image

"Kompetisi seperti ini hanya bisa ditandingi Computek di Taiwan," ujar Tim Handley, Manager Asia Sales Division Gigabyte yang sengaja datang ke Indonesia khusus untuk acara ini, Sabtu (17/11). Ia mengatakan Indonesia termasuk pasar komputer yang pesat perkembangannya, hanya China yang mengalahkan.

Overclocking termasuk kegiatan yang digemari dan kompetisinya sudah jadi acara wajib di setiap pameran komputer. Banyak cara dilakukan peserta untuk meningkatkan kemampuan kinerja komputer dengan merekayasa komponen-komponennya seperti prosesor, memori, kartu grafis, dan tambahan pendingin dari menggunakan es kering sampai pendingin mobil.

Author: Kompas Cyber Media
Source: Kompas.com

Summary Gigabyte Overclocking Championship 2007

Monday, 26 November 2007

Jakarta, 25 November 2007 - Bersamaan dengan pameran IT terbesar di Indonesia, Indocomtech 2007, Gigabyte United Inc, melalui distributor tunggalnya di Indonesia, PT Nusantara Eradata telah menyelenggarakan sebuah event overclocking berskala internasional pada tanggal 17 November 2007 yang lalu.

Event yang dinamakan Gigabyte International Overclocking Championship 2007 (GOC 2007) ini diikuti oleh 9 negara, antara lain : Indonesia, Australia, India, China, Korea, Vietnam, Singapore, Malaysia dan Thailand. Peserta yang menghadiri kompetisi kali ini adalah overclocker terbaik dari negara masing masing.

Sehari sebelumnya, pada tanggal 16 November 2007 diadakan kompetisi overclocking berskala lokal untuk memilih 2 pemenang yang akan mewakili Indonesia di ajang International Championship pada keesokan harinya.

Total peserta yang mengikuti babak penyisihan ini adalah 9 peserta. Keluar sebagai pemenang I dan II sekaligus mewakili Indonesia adalah Andre Soriton dari Manado dan Ekky dari Jakarta.

Image

Peraturan yang digunakan dalam kompetisi International Championship merupakan aturan standar yang berlaku di semua negara. Titik berat penilaian adalah pada hasil benchmark dari masing masing pengujian. Software pengujian yang digunakan antara lain, 3DMARK 2001, Super PI 8M, 3DMARK 2006, PCMark 2005, Aquamark 3 dan Everest Memory Benchmark.

Untuk peserta yang memperoleh nilai tertinggi pada masing masing pengujian benchmark akan memperoleh point sebesar 8, disusul posisi kedua 5 point, serta posisi ketiga dengan 3 point.

Untuk hardware atau peralatan yang akan digunakan oleh para peserta, panitia menyediakan periperal dan hardware yang sama dengan spesifikasi sebagai berikut:

  • Processor Intel Quad Core Q6700
  • Motherboard Gigabyte GA-X38-DQ6
  • Kartu Grafis Gigabyte GeForce 8600GTS 256 MB
  • Memory Kingston HyperX PC8500 2 GB Kit
  • Harddisk Hitachi 160 GB SATA II
  • PSU Gigabyte ODIN GT 550 Watt
  • LCD Monitor Advance 19 inch.
  • Dry Ice untuk kelengkapan pendingin
Keluar sebagai pemenang pada kompetisi Internasional ini adalah:
  • Juara I : Kolaborasi Indonesia dan Thailand (Andre Soriton & Paizol Maddusah) dengan total poin 40
  • Juara II : Indonesia (Ekky dari Jakarta) dengan total poin 31
  • Juara III : Vietnam (Lee Ahn Tuan dan Nguyen Thuongkiet) dengan total poin 12.

(Grafik Klasemen Akhir GOC 2007)

Perlu diketahui, GOC 2007 ini merupakan kompetisi overclocking yang paling banyak diikuti oleh peserta dari masing-masing negara. Sebelumnya di Beijing, China total negara yang ikut serta adalah 6 negara.

Sebuah kebanggaan besar melihat Indonesia memiliki prestasi yang mengagumkan pada kompetisi overclocking berskala internasional, terbukti dengan dua wakilnya, Indonesia (kolaborasi dengan Thailand) berhasil menduduki peringkat pertama dan kedua mengalahkan negara lainnya.

Source: Press Release Gigabyte
Editor: Patrick Gerard van Diest

Hikmah Perang Harga Intel Dan AMD

Bahan Pertimbangan
Intel atau AMD?
Jika kinerja yang utama, pilih prosesor Intel. Namun di bawah harga US$ 200, kinerja prosesor Intel dan AMD praktis sejajar.
Quad core atau dual core?
Jika Anda pengguna software multimedia (Adobe Premiere, After Effect, Maya), pilih prosesor quad core. Banyaknya inti akan mempercepat kecepatan kerja. Namun gamer dan pengguna biasa sebaiknya pilih
Mau repot overclock?
Prosesor Intel E2160 kabarnya sangat fleksibel di-overclock, bahkan menyamai kinerja Core 2 Extreme yang 10x lebih mahal. Pilih prosesor ini jika Anda mau repot melakukan overclock
Ingin lebih hemat energi?
Prosesor AMD Athlon64 Black Edition dirancang untuk bekerja dengan voltase rendah sehingga lebih dingin dan hemat energi.
Rela menunggu?
Tahun depan akan datang prosesor generasi baru, baik dari Intel maupun AMD. Kalau tidak terburu-buru, lebih baik menunggu.
Tahun 2007 ini ditandai dengan perang harga yang sengit antara Intel dan AMD. Superioritas Intel dengan prosesor Core 2 Duo-nya memaksa AMD untuk memangkas seluruh lini prosesornya agar tetap kompetitif. Namun Intel pun tidak mau kalah. Karena memiliki jajaran produk yang lebar—mulai dari prosesor quad core sampai Celeron—Intel juga leluasa memainkan faktor harga. Alhasil kini kita bisa mendapatkan prosesor bertenaga dengan harga yang menggiurkan, bahkan prosesor empat inti seperti Core 2 Quad Q6600 bisa diperoleh dengan harga di bawah US$ 300 saja.
Terjangkaunya prosesor 4 inti adalah kabar baik jika Anda adalah pengguna aplikasi multimedia seperti video authoring (Adobe Premiere, Adobe After Effect) 3D authoring (Maya, 3DSMax), atau penyunting gambar (Photoshop). Aplikasi-aplikasi tersebut sudah mendukung penggunaan prosesor multi inti, sehingga semua inti dapat bekerja bahu-membahu dan mempercepat kecepatan pemrosesan kerja. Menurut pengujian yang pernah kami lakukan, peningkatan kinerja yang terjadi berkisar antara 20-40% dibandingkan prosesor dua inti.
Jadi jika Anda banyak bergelut di aplikasi multimedia, prosesor empat inti adalah pilihan yang paling tepat. Ada 4 pilihan yang tersedia saat ini, mulai dari C2Q Q6600 (2,4Ghz, 8MB cache, FSB1066MHz) yang harganya US$ 279 sampai Intel Core 2 Extreme QX6850 (3GHz, 8MB cache, FSB1333MHz) seharga US$ 1150. Menimbang kedua prosesor tersebut menggunakan mikroarsitektur dan spesifikasi yang identik, dan cuma dibedakan pada kecepatan clock dan FSBnya, kami tidak merekomendasikan pembelian prosesor Core 2 Extreme yang mahal itu. Lebih baik Anda memilih Core 2 Quad Q6600 dan Q6700 yang harganya lebih terjangkau.
Kalaupun ingin kinerja yang lebih cepat lagi, Anda bisa melakukan overclock ke prosesor-prosesor tersebut. Situs Hexus.net berhasil meningkatkan kecepatan Q6700 dari angka semula 2,66Ghz menjadi 3Ghz tanpa harus melakukan modifikasi di sisi voltase. Bahkan jika Anda lebih serius melakukan overclock, Q6700 bisa menembus kecepatan 3,4GHz, atau 11% di atas kecepatan prosesor Intel terbaik yang ada saat ini.
Namun jika merasa prosesor empat inti terlalu bagus (dan terlalu mahal) buat kebutuhan komputasi Anda, silakan pilih prosesor dua inti. Pada segmen ini, pilihannya sangat beragam, baik dari Intel maupun AMD. Mana yang dipilih, Intel atau AMD? Sebenarnya tidak jadi soal. Hikmah dari perang harga antara Intel dan AMD adalah keduanya memposisikan prosesor dengan performa yang setara pada kisaran harga yang sama. Ambil contoh Athlon64 X2 6000+ dan Intel Core 2 Duo E6550 dibandrol di kisaran harga US$ 180, dan keduanya memiliki performa yang mirip. Jadi prosesor manapun yang Anda pilih, akan memberikan kinerja yang sama.
Namun hitung-hitungan itu terbatas pada prosesor di bawah harga US$ 200. Di atas angka itu, Intel praktis tidak memiliki lawan sehingga Anda tinggal memilih antara Intel E6600, E6700, E6750, dan E6850. Pilihan paling seimbang antara harga dan performa adalah E6750 yang saat ini dibandrol di kisaran US$ 237. Di atas itu, harganya sudah mendekati prosesor empat inti, jadi lebih baik langsung beralih ke prosesor empat inti.
Untuk prosesor di bawah harga US$ 100, Anda harus melirik Pentium E2140, E2160, dan E2180. Jajaran prosesor berlabel Pentium E2xxx ini dibangun dari mikroarsitektur Core (seperti halnya prosesor Core 2 Duo), namun dengan beberapa pengurangan spesifikasi. Contohnya FSB cuma 800MHz, L2 cache cuma 1MB, serta tidak mendukung VT (virtualisasi). Namun kehebatan prosesor seri ini adalah kemampuan overclock-nya yang sangat tinggi. Situs seperti Anandtech, Tomshardware, dan Legion Hardware berhasil menaikkan frekuensi E2160 sampai 3,6GHz cuma dengan pendingin biasa. Jadi jika Anda mau sedikit repot melakukan overclock, burulah E2160.
Namun perlu dicatat, tahun depan akan datang prosesor generasi baru. Intel akan meluncurkan prosesor dengan mikroarsitektur Penryn yang dibuat dengan proses fabrikasi 45nm. Kata Intel, prosesor baru ini akan lebih bertenaga sekaligus lebih dingin dibanding prosesor Core 2 Duo yang ada saat ini. AMD pun akan meluncurkan generasi terbaru prosesor mereka yang disebut Phenom. Prosesor ini revolusioner karena berarsitektur 4 inti dan masing-masing inti adalah bagian yang terpisah (bandingkan dengan Intel yang 2x2 atau gabungan dua buah inti prosesor dua inti). Jadi kalau tidak terburu-buru, lebih baik menunggu prosesor generasi terbaru ini.
REKOMENDASI KAMI
Prosesor
Kisaran Harga
Keterangan
Intel Pentium E2160
US$ 85
Harganya murah namun perkasa untuk di-overclock
AMD Athlon64 X2 BE-2300
US$ 97
Harganya memang sedikit lebih tinggi dibanding prosesor dengan kinerja sekelas, namun dikompensasi dengan konsumsi daya yang minim
Intel Core 2 Duo E4400
US$ 128
Pilihan bagus untuk kisaran harga di bawah US$ 150. Meskipun FSBnya cuma 800MHz, namun mudah di-overclock.
Athlon64 X2 6000+
US$ 180
Prosesor terbaik AMD ini dibandrol dengan harga cukup realistis, dan mampu menandingi Intel seri E6550
Intel Core 2 Quad Q6600
US$ 279
Prosesor empat inti paling terjangkau, cocok untuk pengguna aplikasi multimedia

Epson v500 - Scanner Tercepat Keluaran Epson

Thursday, 06 December 2007 Bali,
30 November 2007 — Epson, salah satu produsen digital imaging terkemuka, mengumumkan peluncuran EPSON Perfection™ V500 Photo scanner. Scanner ini merupakan scanner Epson pertama yang dilengkapi dengan Teknologi ReadyScan LED – fitur inovatif dengan fasilitas scanning cepat tanpa warming up dan konsumsi daya rendah

Didesain khusus sebagai scanner foto berkualitas tinggi untuk fotografer amatir, EPSON Perfection™ V500 Photon ditujukan untuk pengguna yang ingin mendigitalisasikan koleksi fotonya. Scanner ini dilengkapi dengan resolusi optikal tinggi hingga 6400dpi (dots per inch) dengan kedalaman warna 48-bit.

Image


EPSON Perfection™ V500 Photo fleksibel dan mendukung segala jenis format film. Scanner ini dilengkapi dengan film holder yang mudah digunakan. Film holder ini mampu men-scan 12 frame filmstrip standar 35mm, empat frame 35mm tersusun, ataupun 1 frame format medium untuk sekali scan. Foto lama, kumpulan slide atau negatif filmstrip, akan diperbaiki dan dihidupkan kembali keindahannya dengan EPSON Perfection™ V500 Photo. Menggunakan teknologi DIGITAL ICE hak milik Epson, secara digital membersihkan debu dan guratan, sehingga mampu menciptakan hasil yang lebih baik. Scanner Epson telah dilengkapi dengan ICC Profile Embedding untuk menjaga keakuratan dan konsistensi reproduksi warna.

Scanner ini juga dilengkapi dengan pilihan kemampuan ADF (Automatic Document Feeder/ Pengisian Dokumen Otomatis) 30-lembar (hingga ukuran A4) sebagai tambahan kemampuan di lingkungan kantor.

Source: Press Release Epson
Editor: Patrick Gerard van Diest

Siapa Lebih Baik untuk Gaming?

Windows XP vs Vista

Oleh Alex Pangestu dan Muhammad Firman

Apakah Windows Vista - yang antarmukanya begitu indah - dengan DirectX 10 memberikan tampilan yang lebih baik? Secara visual, secara tegas bisa dikatakan, “Iya!”. Kenapa? DirectX 10 menampilkan detail-detail yang bukan main rincinya. Misalnya, tebing yang di DirectX 9.0c milik Windows XP cuma berwarna cokelat dengan detail seadanya (malah terlihat sedikit buram), tampil dengan detail begitu tajam di Windows Vista.

Langit juga demikian. Awan yang cuma tampil seperti bercak-bercak putih di Windows XP, tampil realistis di Windows Vista. Gradasi warna birunya pun tampil apik. Perbedaan yang nyata tampil pada air. Riak dan gerak air tidak terlalu terasa di Windows XP. Tapi, di Windows Vista, tampil amat menawan. Windows Vista juga menampilkan detail di tempat gelap yang sulit ditampilkan di Windows XP.

Ambil contoh pada game Call of Juarez, sebuah game berbasis DirectX 10 pada gambar. Di bagian atas adalah tampilan game tersebut jika dijalankan pada sistem operasi Windows XP (menggunakan DirectX 9). Terlihat detail game biasa saja. Pada bagian bawah adalah tampilan game yang sama di posisi yang sama ketika dijalankan di sistem operasi Windows Vista. Terlihat detail seperti awan yang tampak lebih realistis, bayangan pohon yang lebih natural, dan retakan pada batu-batuan di tebing yang tidak muncul ketika game dimainkan di Windows XP.

Menurut Yos Rifanto, Software Group Product Manager, PT Bhinneka Mentari Dimensi, “Teknologi baru Windows Vista dengan DirectX 10, membuat Windows Vista makin ditunggu-tunggu oleh pasar konsumer terutama mereka penggemar games. Karena petualangan bermain game menjadi lebih seru. Hal ini juga memberikan pengaruh yang positif bagi pasar IT untuk konsumer di Indonesia dengan meningkatkan presentasi penjualan PC.”

Hal tersebut dibenarkan oleh Anton Endri Susanto, Sales Consultant Online, PT. Bhinneka Mentari Dimensi yang juga seorang “pilot” di game Flight Simulator, bahwa salah satu perbedaan yang paling mencolok dari teknologi DirectX 10 adalah gambar yang dihasilkan (scenery) benar-benar realistis.

“Gambar di Flight Simulator yang dijalankan dengan Windows Vista sangat berbeda dengan yang dijalankan pada versi Windows sebelumnya. Gambarnya benar-benar realistis dan lebih indah.” Ujarnya. Endri sendiri memainkan Flight Simulator dari versi FS98, FS04, dan FSX. Dari versi FS98 sampai dengan FSX terdapat banyak sekali perubahan yang sangat besar dalam hal scenery-nya. Betul-betul realistis untuk FSX.

“Windows Vista dengan teknologi DirectX 10 merupakan alasan utama bagi para konsumer yang bertujuan menggunakan PC untuk bermain game. Karena dengan teknologi DirectX 10, efek visual dalam game menjadi lebih hidup, lebih realistis, dan membuat pengalaman bermain gamepun menjadi lebih menggelegar,” ungkap Hermawan Susanto, Senior Product Marketing Manager PT Microsoft Indonesia. “Bagi para game developer, hal ini juga merupakan peluang yang terbaik untuk melahirkan game-game generasi terbaru yang lebih realistis dibandingkan sebelumnya,” tambahnya.

Frame Rate dalam Game
Apa pengaruh frame rate pada sebuah game? Sebelumnya, ketahuilah bahwa frame rate adalah frekuensi munculnya gambar dalam 1 detik. Pada kebanyakan game aksi saat ini, dalam 1 detik, minimal 50-60 gambar harus tampil. Dengan kata lain, frame rate minimal untuk game masa kini adalah 50-60 frame per detik (frames per second).

Ketika frame rate terlalu rendah, untuk game aksi yang pemainnya bergerak cepat, game jadi tidak enak dimainkan. Gambar yang muncul akan telat. Misalnya, ketika pandangan karakter ditujukan ke arah kiri dengan cepat, 2 detik kemudian arah pandang baru berubah. Apa seru begitu?

Perbandingan Kinerja Windows XP vs Windows Vista untuk Gaming
Sebagai ilustrasi, berikut ini pengujian kami untuk mengetahui perbandingan kinerja pada game antara sistem operasi Windows XP dengan Windows Vista. Adapun game yang kami mainkan adalah Flight Simulator X, Call of Juarez, FarCry, dan Doom 3. Berikut ini setting yang kami gunakan untuk masing-masing game:

- Microsoft Flight Simulator X (DirectX 10 game) (Customized Ultra High setting, 1024x768, 1280x1024, 1600x1200)
- Call of Juarez (DirectX 10 game) (Customized Best Quality, 1024x768, 1280x1024, 1600x1200)
- FarCry (DirextX 9.0 game) (Ultra Quality, 8x AA, 16x AF, 1024x768, 1280x1024, 1600x1200)
- Doom 3 (OpenGL game) (Ultra Quality, 8x Anti Aliasing, 1024x768, 1280x1024, 1600x1200)

Kami menggunakan utility bernama Fraps untuk mengetahui tingkat frame rate masing-masing game yang kami mainkan. Sedangkan berikut ini adalah sistem operasi dan driver yang digunakan untuk melakukan uji coba:

- Windows XP Professional SP2
- Windows Vista Home Premium
- Nvidia nForce 12.12 XP
- Nvidia nForce 15.00 Vista
- Nvidia Forceware 158.22 WinXP
- Nvidia Forceware 158.24 Vista
- DirectX 9.0c June 2007

Adapun kedua sistem operasi kami instalasikan pada testbed berikut ini:

- Motherboard: Biostar TF560 A2+
- Prosesor: AMD Athlon FX-62
- Memori: Kingston KHX9600D2K2/2G
- VGA: Calibre GeForce 8600GT 256MB
- Harddisk: Seagate Barracuda SATA 80GB
- Optic drive: LiteOn DVD 16x
- Power Supply: Antec True Power 2.0 500W
- Monitor: Samsung SyncMaster 765MB

Hasil uji yang kami dapat bisa Anda simak pada tabel di bawah:

Game – Resolusi

Windows XP

Prof. SP2

Windows Vista

Home Premium

Selisih

XP-Vista (%)

Microsoft Flight Simulator X

1024x768 (fps)

1280x1024 (fps)

1600x1200 (fps)

38.23

32.73

28.33

38.50

28.23

26.92

0.70

13.72

4.98

Call of Juarez

1024x768 (fps)

1280x1024 (fps)

1600x1200 (fps)

52.43

37.28

27.55

51.60

36.65

27.32

1.58

4.53

0.84

FarCry

1024x768 (fps)

1280x1024 (fps)

1600x1200 (fps)

64.72

44.15

31.53

62.15

42.18

29.19

3.97

4.46

7.42

Doom 3

1024x768 (fps)

1280x1024 (fps)

1600x1200 (fps)

51.10

32.70

23.60

43.90

31.70

22.90

14.09

3.06

2.97

Kesimpulan

Dari pengujian yang kami lakukan, Windows XP unggul nyaris di seluruh game-bahkan pada game DirectX 10-yang dipakai untuk menguji. Windows Vista cuma unggul sekali, yakni pada game Microsoft Flight Simulator X untuk resolusi 1024 x 768. Kalau resolusi dinaikkan menjadi 1280 x 1024, Windows XP kembali unggul.

Rata-rata Windows XP unggul dengan angka di bawah 5%, kecuali untuk beberapa game di resolusi tertentu. Misalnya, pada game Microsoft Flight Simulator X di resolusi 1280 x 1024, frame rate di Windows XP unggul sebanyak 13,72% ketimbang frame rate di Windows Vista. Frame rate di Windows XP adalah 32,73 frame per detik, sedangkan frame rate di Windows Vista adalah 28,23 frame per detik. Selisihnya memang cukup besar, tapi perbedaan pengalaman yang diperoleh saat bermain tidak akan terasa signifikan. Bahkan bisa dibilang tiada perbedaan.

Secara keseluruhan terlihat bahwa saat ini game-game berbasis DirectX 9, DirectX 10, dan OpenGL masih tampil lebih lancar jika dimainkan di sistem operasi Windows XP. Tentunya hardware yang digunakan sangat berpengaruh di sini. Jika prosesor, memori dan yang paling penting, kartu grafis yang Anda gunakan datang dari kelas enthusiast, penurunan frame rate game pada Windows Vista tidak akan terasa. Setelah kami konsultasikan dengan Hermawan Susanto, fitur Aero dan tampilan Vista yang banyak pernak-pernik grafis diklaim menyebabkan sedikit penurunan kinerja gaming pada Windows Vista.

Akan tetapi, jika sebuah game (terutama game berbasis DirectX 10) dimainkan di Vista, tampilan game tersebut akan lebih detail dan realistis dibandingkan jika game tersebut dimainkan di sistem operasi Windows XP. Tentunya jika kartu grafis yang digunakan juga sudah mendukung DirectX 10. Nah, tampilan yang lebih detail ini juga menyebabkan tambahan beban bagi sistem sehingga ikut berkontribusi menurunkan sedikit performa game yang dimainkan.

Akan tetapi, sejalan dengan waktu, perkembangan hardware yang semakin canggih akan mengeliminasi masalah ini. Prosesor, kartu grafis yang semakin kencang dengan driver-nya yang semakin kompatibel dan mendukung penuh Vista, akan membuat frame rate game di Vista-pun akan mulus nantinya.